Kisah Joni Si Pemanjat Tiang Bendera Berbuah Manis

Dialogis.id – Yohanes Gama Marchal Lau atau Joni, si pemanjat tiang bendera asal Nusa Tenggara timur (NTT dinyatakan lolos tes bintara TNI AD usai dirinya gagal mengikuti tes TNI, sebab tinggi badan Joni 155,8 sentimeter. Yang menurut penilaian standar dari pihak TNI bertinggi badan 163 sentimeter.

Joni bocah pemanjat tiang bendera. Dok: Sekolah Staf Dinas Luar Negeri (SESDILU)

Joni yang sempat viral, dimana ia memanjat tiang bendera yang macet sewaktu melakukan upacara 17-san itu banyak mendapat dukungan dari masyarakat Indonesia. Salah satunya dari Danrem 161/Wira Sakti Kupang, Brigjen TNI Joao Xavier Barreto Nunes. Dia siap memberikan terapi untuk Joni agar bisa menambah tinggi badan. Harapannya, tinggi badan Joni bisa bertambah dalam waktu singkat.

Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjutak mengatakan ada syarat yang wajib dipenuhi Joni untuk lulus seleksi TNI. Setidaknya ada 3 langkah atau tahapan bagi Joni untuk diterima sebagai TNI.


Tiga hal penting itu berupa tes psikotes, mental ideologi, dan kesehatan. Setiap individu yang hendak menjadi anggota TNI disyaratkan untuk memenuhi kualifikasi ketiga tes tersebut dan mendapatkan nilai bagus agar menjadi prioritas untuk diterima.

Rangkaian tes tersebut dibuat untuk mendapatkan tentara yang berkualitas serta sanggup menjalankan tugas di segala situasi. Seperti tes kesehatan, calon tentara akan menjalani psikotes untuk mengecek kemampuan mengendalikan stres.

Maruli mengatakan Joni pun mengikuti seleksi lanjutan pengecekan dicek kesehatan dan psikotesnya.

“Jadi, mampu nggak dia (Joni) untuk mengikuti itu? Psikotesnya, mampu nggak nanti? Kalau tentara kan harus bisa mengendalikan stres. Nanti pas lagi tugas di hutan kan memiliki stres, mampu tidak dia mengatasi jangan sampai alami gangguan mental sendiri,” kata Maruli, setelah meninjau bakti sosial di Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Galang, Kota Batam, Kepulauan Riau, dilansir Antara, Sabtu (10/8/2024).

“Supaya menambah tinggi badan. Saya berusaha sekuat dan semaksimal mungkin, semoga bisa lolos,” tutur Joni saat ditemui detikBali di Kelurahan Merdeka, Kecamatan Kota Lama, Kota Kupang, NTT.

Joni mengungkapkan pertama kali mengikuti tes masuk prajurit TNI AD pada Jumat (2/8). Saat itu, alumni SMAN I Atambua, Kabupaten Belu, itu mengikuti validasi pada pagi hari. Saat pengumuman pada malam harinya, nama Joni tak tercantum pada daftar peserta seleksi yang lolos.

“Gagal di awal, tetapi saya tidak akan patah semangat. Berjuang lebih giat lagi dan berusaha semaksimal mungkin untuk mengikuti tes selanjutnya,” kata Joni.

Joni akhirnya dinyatakan lolos tes bintara TNI AD. Kadispenad Brigjen Wahyu Yudhayana sudah mengonfirmasi kabar tersebut. Joni akan mengikuti pendidikan calon bintara TNI AD.

“Iya, betul, saya sudah cek ke Aspers Kodam IX/Udayana, Joni mengikuti seleksi Calon Bintara Keahlian yang seleksinya dilaksanakan di Bandung, dan yang bersangkutan dinyatakan lulus,” kata Brigjen Wahyu saat dimintai konfirmasi, Rabu (25/9/2024).

Setelah mengikuti seleksi di Bandung, Joni akan mengikuti pendidikan di Rindam (Resimen Induk Daerah Militer) Udayana.

banner 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *