
Dialogis.id, Parigi Moutong – Udara Jatinangor yang sejuk dan hening seolah menjadi saksi bisu kebersamaan puluhan kepala daerah dari penjuru nusantara. Di tengah riuh dinamika pemerintahan daerah, retreat kepala daerah gelombang kedua yang dihelat Kementerian Dalam Negeri di Kampus IPDN, Sumedang, Jawa Barat, menjadi ruang jeda yang sarat makna. Salah satu peserta yang mencuri perhatian adalah Abdul Sahid, Wakil Bupati Parigi Moutong.
“Saya ini bukan birokrat apalagi politisi. Hanya seorang pendidik yang dipercaya masyarakat mendampingi Pak Bupati. Di sinilah saya banyak belajar,” ucap Sahid melalui sambungan telepon, Senin, 23 Juni 2025.
Retreat Kepala Daerah bukan sekadar ajang pelatihan. Bagi Sahid, ini adalah ruang kontemplatif. Ia menyebut forum tersebut sebagai wadah segudang manfaat, yang bukan saja menyatukan gagasan Pemerintah Pusat dan Daerah, tetapi juga mempererat rasa persaudaraan antar pemimpin daerah.
Selama pembukaan, Sahid mengaku terhanyut dalam semangat pengabdian yang terpancar dari raut wajah para kepala daerah. Mereka datang dari berbagai kabupaten, kota, hingga provinsi, dengan latar cerita dan tantangan berbeda, namun membawa semangat yang sama: melayani rakyat.
“Di sini kami duduk bersama, berdiskusi, menyerap pengalaman dari kepala daerah yang sudah lebih dulu menapaki jalan terjal birokrasi. Ada rasa yang tumbuh: semangat untuk bersatu, untuk memahami lebih dalam tugas kami,” tuturnya.
Selama empat hari, para kepala daerah dijadwalkan mengikuti enam sesi materi, mulai dari Ketahanan Nasional, wawasan kebangsaan, Astacita, hingga dinamika kepemimpinan dan komunikasi politik. Sebanyak 31 kementerian/lembaga ambil bagian dalam sesi pembekalan.
Wakil Menteri Dalam Negeri, Bima Arya, yang berperan sebagai kepala sekolah kegiatan tersebut, menyebut retreat ini sebagai ruang pembaruan niat dan arah kepemimpinan.
“Retreat ini menjadi ruang kontemplatif bagi para pemimpin daerah untuk meneguhkan kembali orientasi pengabdiannya kepada rakyat,” ujar Bima Arya.
Ia menekankan pentingnya memahami dan menyelaraskan gagasan besar Presiden dalam kerangka Astacita, delapan cita-cita pembangunan nasional. Kepala daerah, kata Bima, adalah perpanjangan tangan negara yang harus mampu merancang dan mengeksekusi program dengan kepekaan terhadap kebutuhan rakyat.
Retreat Kepala Daerah gelombang kedua diikuti 86 peserta dari berbagai kategori: mereka yang belum mengikuti gelombang pertama, kepala daerah hasil pemungutan suara ulang, hingga yang sebelumnya tersandung sengketa pilkada.
Dalam ruang-ruang kelas di IPDN, semangat membangun negeri terasa tumbuh. Di sela-sela diskusi dan sesi pembekalan, Sahid melihat momen ini sebagai titik awal mengokohkan peran wakil bupati sebagai jembatan antara visi pusat dan aspirasi lokal.
“Yang kami pelajari di sini bukan hanya teori, tapi semangat. Semangat untuk mengabdi lebih baik,” kata Sahid, menutup percakapan.
Sumber: Diskominfo Kabupaten Parigi Moutong