
Dialogis.id, Parigi Moutong – Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong menyoroti masih rendahnya kunjungan masyarakat ke posyandu sebagai salah satu penghambat utama dalam upaya menurunkan angka stunting di wilayah tersebut. Hingga kini, cakupan kunjungan baru mencapai 74 persen, jauh dari target yang diharapkan.
Kepala Bappelitbangda Parigi Moutong, Irwan, mengungkapkan bahwa partisipasi masyarakat dalam layanan posyandu sangat menentukan keberhasilan program pencegahan stunting. “Banyak orang tua berhenti datang ke posyandu setelah anak selesai imunisasi. Padahal layanan ini penting hingga anak berusia lima tahun,” ujarnya di Parigi, Rabu, (7/5/2025).
Menurut Irwan, luas wilayah dan keberadaan desa-desa terpencil turut menjadi faktor penghambat. Selain itu, di wilayah perkotaan seperti Kota Parigi, jadwal posyandu yang sering dilakukan di hari kerja turut menyulitkan kehadiran orang tua, khususnya yang memiliki pekerjaan tetap.
“Kondisi ini sudah sering dikeluhkan oleh beberapa kepala puskesmas. Kita perlu mencari cara agar masyarakat bisa lebih mudah mengakses layanan posyandu,” kata Irwan.
Ia menambahkan bahwa peningkatan edukasi dan kolaborasi lintas sektor sangat dibutuhkan, termasuk peran media dalam menyosialisasikan pentingnya pemantauan tumbuh kembang anak secara rutin.
“Ayo kita dukung upaya ini bersama-sama. Posyandu bukan hanya tempat imunisasi, tetapi juga pusat informasi dan layanan dasar bagi balita,” imbaunya.
Pemerintah daerah sebelumnya telah menetapkan target penurunan angka stunting dari 9,8 persen di tahun 2024 menjadi 8,7 persen pada 2025. Namun, hingga kini capaian tersebut belum terealisasi akibat berbagai kendala lapangan.
Irwan menegaskan bahwa strategi untuk meningkatkan kehadiran di posyandu akan menjadi salah satu prioritas dalam evaluasi program penurunan stunting tahun ini.