Menanti Penjelasan Polri soal 18 Oknum Diduga Peras Ratusan WN Malaysia saat DWP

Suasana dari festival musik Djakarta Warehouse Project (DWP) 2019 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Minggu (15/12/2019). DWP 2019 menampilkan 69 musisi dari berbagai sub-gendre musik elektronik antara lain, Martin Garrix, Blasterjaxx, Bassjackers, Markus Schulz dan Yellow Claw. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.
Suasana dari festival musik Djakarta Warehouse Project (DWP) 2019 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Minggu (15/12). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Dialogis.id, KumparanNews – Kasus penangkapan dan dugaan pemerasan yang dilakukan oknum polisi terhadap Warga Negara Malaysia terjadi saat penyelenggaraan festival EDM (Electronic Dance Music) tahunan terbesar di Indonesia, Djakarta Warehouse Project (DWP).

DWP merupakan salah satu gelaran musik EDM terbesar di Indonesia dengan menampilkan berbagai disjoki internasional papan atas setiap perhelatannya.

Acara ini menjadi magnet bagi para penggemar musik EDM dari berbagai negara, termasuk dari negara-negara tetangga seperti Malaysia. Namun, kasus pemerasan tersebut mencoreng reputasi festival EDM yang telah digelar sejak 2008 tersebut.

Kasus ini pertama kali diungkap oleh EDM Maniac Asia. Ratusan WN Malaysia diduga jadi korban pelecehan, penangkapan sewenang-wenang, dan pemerasan dari oknum aparat.

Media sosial Malaysia juga ramai menyoroti tingkah oknum polisi tersebut. Mereka menyebut, oknum polisi Indonesia menangkap dan melakukan tes urine mendadak terhadap lebih dari 400 penonton dari Malaysia.

Oknum polisi diduga memalak uang mereka yang jumlahnya berkisar 9 juta RM atau setara Rp 32 miliar. Bahkan, ada klaim bahwa para penonton terpaksa membayar meski tes urine narkoba mereka negatif.

Postingan media sosial menyerukan boikot terhadap DWP dengan menggunakan tagar seperti #BOIKOTTDWP, #DWPSUCKS, dan #CORRUPTION. Banyak penonton Malaysia yang mendesak warga ASEAN untuk memboikot festival tersebut di tahun depan.

Lewat keterangan resmi di Instagram, pihak penyelenggara DWP, Ismaya Live, menyesali adanya dugaan kejadian pemerasan dan penangkapan tersebut.

“Kepada keluarga besar DWP kami yang luar biasa. Kami mendengar kekhawatiran Anda dan sangat menyesalkan tantangan dan frustrasi yang Anda alami,” tulis pihak DWP melalui pernyataan resminya di Instagram, Kamis (19/12).

Pihak DWP menegaskan bahwa insiden yang menimpa sebagian besar warga Malaysia berada di luar kendali mereka. DWP berkomitmen bekerja sama dengan pihak berwenang dan pemerintah guna menyelidiki kasus ini secara menyeluruh.

DWP kemudian meminta penonton yang mengalami tindakan kurang menyenangkan agar lapor ke polisi.

“Sementara itu, jika Anda memiliki informasi yang ingin disampaikan atau ingin melaporkan sesuatu, kami imbau Anda untuk menghubungi Hotline Divisi Humas Polri (@divisihumaspolri) [(021) 72120599] agar suara Anda dapat didengar dan tindakan yang tepat dapat dilakukan,” tulis DWP.

banner 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *