
Parigi Moutong – Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong terus mengandalkan pendekatan konvergensi sebagai strategi utama dalam pencegahan stunting. Upaya ini dilakukan secara terkoordinasi, terpadu, dan menyasar kelompok prioritas di desa-desa.
Kepala Badan Perencanaan, Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Parigi Moutong, Irwan, menyebut seluruh elemen penting telah dilibatkan dalam aksi konvergensi stunting, mulai dari bidan desa, kepala puskesmas, camat, hingga organisasi perangkat daerah (OPD) dan TP-PKK.
“Penilaiannya berkaitan dengan delapan aksi konvergensi,” ujar Irwan kepada wartawan di ruang kerja Bupati Parigi Moutong, Rabu (7/5/2025).
Ia menjelaskan, penilaian dilakukan oleh tim independen yang terdiri dari akademisi. Mereka menelaah pelaksanaan indikator-indikator pendukung, yang menurut Irwan telah dijalankan dengan cukup baik oleh pemerintah daerah.
Pada 2023, Kabupaten Parigi Moutong berhasil meraih predikat juara pertama dalam aksi konvergensi stunting secara nasional. Namun Irwan mengakui mempertahankan prestasi tersebut bukan perkara mudah. “Semoga dengan keterlibatan semua pihak, gelar juara bisa dipertahankan. Kalau pun lepas, berarti kita harus bekerja lebih keras lagi,” katanya.
Data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) menunjukkan, prevalensi stunting di Parigi Moutong pada 2024 tercatat sebesar 9,8 persen. Angka ini belum bisa diverifikasi dengan data resmi dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), yang hingga kini belum merilis hasil terbaru.
Meski demikian, Pemda Parigi Moutong tetap menjadikan EPPGBM sebagai rujukan utama. “Karena data EPPGBM ini real dan sesuai dengan kondisi lapangan,” ucap Irwan.
Langkah konvergensi ini menjadi tulang punggung strategi daerah untuk menekan stunting, seiring dengan target nasional menuju generasi emas bebas stunting pada