
Dialogis.Id – Hari ini kita akan membahas bagian penting dari Islam, yaitu topik cobaan dan ujian. Ada banyak hal yang bisa kita bicarakan terkait topik ini, tapi mari kita fokus pada dua pertanyaan mendasar: mengapa Allah menguji kita & bagaimana seharusnya sikap kita saat menghadapi ujian dari Allah?
“Dialah yang menciptakan mati dan hidup untuk menguji siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya, karena Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (Qur’an 67:2)
Banyak yang beranggapan bahwa cobaan dan ujian selalu dikirimkan sebagai hukuman dari Tuhan. Banyak yang mengklaim bahwa jika Anda menderita kesulitan, seperti penyakit atau kehilangan kekayaan, itu berarti Anda telah membuat Tuhan tidak senang. Namun, ini TIDAK benar dalam Islam. Dalam Islam, tidak ada korelasi antara keadaan kita sekarang dengan sikap Allah terhadap kita. Misalnya, jika saya kehilangan pekerjaan, bukan berarti Allah marah kepada saya dan Di sisi lain, jika saya mendapat kenaikan gaji di pekerjaan saya, itu tidak berarti bahwa Allah senang dengan saya. Sebaliknya, Allah memberi kita situasi yang berbeda ini untuk melihat bagaimana kita bereaksi terhadapnya.
Dalam ayat Alquran di atas, Allah memberi tahu kita bahwa ujian dan cobaan adalah bagian dari kehidupan. Setiap orang akan diuji sampai batas tertentu pada waktu-waktu tertentu sehingga Allah dapat melihat siapa yang benar-benar beriman kepadanya. Dengan kata lain, Dia akan melihat siapa yang melakukan perbuatan baik untuk alasan yang benar dan siapa yang hanya melakukan perbuatan baik jika nyaman.
Nabi Muhammad (SAW) berkata: “Tidak menimpa seorang mukmin, (tusukan) duri atau lebih dari itu, tetapi Allah akan mengangkatnya satu derajat dalam status, atau menghapus perbuatan buruk.” (Bukhori)
Hadits ini menunjukkan kepada kita dua alasan umum sebuah ujian dapat terjadi dalam kehidupan seseorang. Alasan pertama adalah bahwa Allah akan menguji Anda dengan sesuatu sehingga Anda memiliki kesempatan untuk berhasil melewati ujian dengan sikap yang benar, dan karena itu Allah akan mengangkat derajat Anda di surga.
Seseorang tidak akan pernah dihadapkan dengan kesulitan yang lebih besar daripada yang bisa mereka tangani. Sering kali, saat kita menjalani ujian, kita terlalu fokus pada ujian sehingga melupakan hal lainnya. Misalnya, jika seseorang kehilangan pekerjaan, mereka akan sering berfokus pada apa yang tidak mereka miliki dan akan melupakan apa yang mereka miliki, seperti kesehatan, keluarga, atau (setidaknya) keyakinan mereka.
Berfokus pada apa yang kita miliki versus masalah apa yang kita hadapi memungkinkan kita menjaga sikap yang baik tentang situasi, dan mengetahui bahwa Allah tidak akan pernah memberi kita lebih dari yang dapat kita tangani membantu kita menjaga segala sesuatu dalam perspektif.
Menjaga perspektif bahwa Allah tidak pernah memberi seseorang cobaan yang lebih besar dari yang dapat mereka tangani mengingatkan kita bahwa apapun itu, kita tidak boleh kehilangan harapan atau kehilangan kesabaran karena kita tahu kita akan melewatinya.
“Allah tidak membebani suatu jiwa melebihi kemampuannya.” (Qur’an 2:286) .
wallahualam atau wallahualam bish-shawab []
Dikutip Dari Berbagai Sumber