
Dialogis.id – Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin, 31 Juli 2023, yang membahas strategi besar pemerintah mengenai gas bumi. Setelah rapat, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, menyatakan bahwa pemerintah menempatkan prioritas pada suplai gas yang diproduksi di dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
“Tentu saja kita harus memprioritaskan suplai gas yang kita produksi itu untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri lebih dahulu dan kemudian juga memastikan bahwa operasionalnya itu efisien sehingga kita bisa mendapatkan gas yang kompetitif untuk bisa mendukung berkembangnya industri-industri dalam negeri,” ujar Menteri ESDM.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa pemerintah berupaya terus melakukan eksplorasi dan eksploitasi gas secara besar di dalam negeri, serta memanfaatkan potensi-potensi yang ada. Tujuannya adalah untuk menjaga pasokan gas bagi industri dalam negeri. Meskipun begitu, pemerintah tidak melarang ekspor komoditas gas. Menteri ESDM berpendapat bahwa jika ada kelebihan produksi di dalam negeri, hal tersebut dapat dijadikan sumber pendapatan bagi pemerintah.
“Jadi memang kalau kita produksinya banyak, di dalam negeri itu belum mampu menyerap, nah ini kan harus bisa kita manfaatkan sebagai pendapatan untuk pemerintah ya,” imbuhnya.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjelaskan bahwa saat ini pasokan gas di dalam negeri masih mencukupi. Dari total produksi gas dalam negeri, sekitar 67 persen digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
“Nah, sisanya yang belum terserap inilah yang kita lakukan penjualan komersial, antara lain diekspor dalam bentuk LNG maupun gas pipa,” ungkapnya.
Dalam rapat tersebut, Presiden Jokowi memberikan arahan kepada jajarannya untuk melakukan evaluasi terhadap biaya produksi gas. Tujuannya adalah agar harga gas sesuai dengan biaya produksinya dan tetap kompetitif. Dengan langkah ini, diharapkan dapat memastikan ketersediaan gas yang terjangkau dan menguntungkan bagi masyarakat serta industri.
“Kita ingin juga menjadi negara yang kompetitif, terutama dengan kawasan-kawasan, negara-negara di ASEAN,” tandasnya.