
Dialogis.id – Sejak serangan kelompok Hamas ke perbatasan Gaza Sabtu (7/10/2023) yang menyebabkan memanasnya Timur Tengah, saling balas serangan antara Israel dan kelompok Hamas Palestina tidak terhindarkan dan terus terjadi hingga kini yang menyebabkan ribuan korban jiwa dan luka dari kedua belah pihak.
Serangan Hamas dikutuk oleh sebagian besar politikus negara-negara Eropa dan Amerika karena dianggap tidak manusiawi.
“Ini adalah terorisme dalam bentuknya yang paling keji. Israel memiliki hak untuk membela diri terhadap serangan keji seperti itu,” kata Ketua Uni Eropa Ursula von der Leyen.
“Amerika Serikat mendukung Israel,” kata Biden dalam pernyataan yang disiarkan televisi di Gedung Putih.
Sementara beberapa negara Timur Tengah seperti Iran mendukung Hamas dan menganggap serangan tersebut sebagai bentuk pertahanan.
“Langkah tegas yang diambil oleh Palestina merupakan pertahanan yang sepenuhnya sah terhadap pendudukan yang menindas selama tujuh dekade dan kejahatan keji yang dilakukan oleh rezim Zionis yang tidak sah,” kata misi Iran di PBB dalam pernyataannya yang dikutip Reuters.
Di tengah itu semua, Rusia, sebagai negara yang berpengaruh besar dalam PBB, Rusia akan membantu Palestina dalam mencapai tujuannya menjadi negara merdeka dengan ibu kota di Yerusalem Timur, kata Presiden Rusia Vladimir Putin pada Sabtu dalam pidatonya di hadapan para peserta KTT Liga Arab.
“Rusia akan terus berkontribusi terhadap pencapaian tujuan ini [kemerdekaan Palestina], bekerja melalui saluran bilateral dan multilateral, termasuk dalam ‘Quartet’ mediator internasional,” kata Putin.
Kuartet yang terdiri dari Rusia, Amerika Serikat, PBB, dan Uni Eropa, berdiri sejak 2002 dengan tujuan mencapai perdamaian Palestina-Israel dalam jangka panjang.
Presiden Rusia, pada hari Sabtu, menekankan pentingnya kerja sama yang lebih erat antara Kuartet dan Liga Arab. Ia juga menyatakan kesiapan Moskow untuk meningkatkan kerja sama dengan Liga Arab.
Palestina berusaha mendirikan negara merdeka di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, dan Jalur Gaza, yang sebagian diambil alih oleh Israel setelah Perang 1967. Palestina menjadikan Yerusalem sebagai ibu kota mereka dan meminta Israel untuk mundur dari wilayah yang mereka kuasai pasca perang tersebut.
Dari Berbagai Sumber.