
Dialogis.id – Angkatan Udara Korea Selatan (Korsel) mengatakan pada hari Kamis (3/11) bahwa mereka akan memperpanjang latihan udara bersama yang sedang berlangsung dengan Amerika Serikat, karena “provokasi” Korea Utara (Korut).
“Angkatan udara gabungan telah sepakat untuk memperpanjang latihan Vigilant Storm yang dimulai pada 31 Oktober sehubungan dengan provokasi Korea Utara baru-baru ini,” kata Angkatan Udara Korsel dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (3/11/2022).
Latihan gabungan yang dinamai Vigilant Storm itu tadinya akan berlangsung hingga Jumat (4/11) besok, dan menurut Angkatan Udara AS, akan melibatkan 240 pesawat tempur yang melancarkan sekitar 1.600 simulasi serangan mendadak.
Pengumuman perpanjangan latihan bersama itu dikeluarkan beberapa jam setelah Korea Utara menembakkan tiga rudal balistik, yang terdiri dari satu rudal balistik jarak jauh dan dua jarak pendek. Salah satu rudal tersebut memicu peringatan bagi penduduk sebuah pulau Korea Selatan dan warga di bagian utara Jepang untuk mencari perlindungan.
Militer Korea Selatan (Korsel) mengatakan telah mendeteksi “satu rudal balistik jarak jauh, yang diyakini telah diluncurkan ke Laut Timur sekitar pukul 07:40 di daerah Sunan, Pyongyang,” katanya mengacu ke perairan yang juga dikenal sebagai Laut Jepang.
Tak lama setelah itu, militer Korsel mendeteksi apa yang “diyakini sebagai dua rudal balistik jarak pendek yang ditembakkan sekitar pukul 08:39 pagi dari Kaechon, provinsi Pyongan Selatan.”
Peluncuran itu dilakukan sehari setelah Pyongyang menembakkan sedikitnya 23 rudal, termasuk satu rudal yang mendarat di dekat perairan teritorial Korea Selatan.
Rentetan peluncuran rudal Korut tersebut terjadi saat Seoul dan Washington melakukan latihan udara bersama terbesar mereka, yang melibatkan ratusan pesawat tempur dari kedua belah pihak.
Korut telah menuntut agar AS dan Korsel menghentikan latihan militer gabungan skala besar tersebut. Otoritas Korut menyebut latihan militer itu sebagai provokasi yang bisa memicu ‘tindakan lanjutan yang lebih kuat’ dari Pyongyang.
“Situasi di Semenanjung Korea dan sekitarnya telah memasuki fase konfrontasi kekuatan serius demi kekuasaan karena langkah militer tanpa henti dan sembrono dari AS dan Korea Selatan,” kata Kementerian Luar Negeri Korut melalui Korean Central News Agency (KCNA) dan dilansir Reuters.
Kementerian Luar Negeri Korut dalam pernyataannya menyebut Korut ‘siap mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mempertahankan kedaulatannya, keamanan rakyatnya, dan integritas wilayahnya dari ancaman militer luar’.
“Jika AS terus-menerus melakukan provokasi militer serius, DPRK (nama resmi Korut) akan mempertimbangkan langkah-langkah tindak lanjut yang lebih kuat,” tegas Kementerian Luar Negeri Korut dalam pernyataannya.
Sumber : Detik