
Dialogis.id – Hampir 800.000 warga Korea Utara telah secara sukarela bergabung dengan militer negara itu untuk berperang melawan AS, CNN melaporkan mengutip surat kabar negara Korea Utara Rodong Sinmun.
Klaim tersebut muncul setelah Korea Utara meluncurkan rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-17.
Peluncuran Pyongyang terjadi di tengah latihan Perisai Kebebasan (FS) Korea Selatan-AS yang sedang berlangsung yang disebut Korea Utara sebagai “persiapan untuk perang agresi” terhadapnya.
Korea Utara mengkonfirmasi peluncuran rudal tersebut dengan mengatakan bahwa itu adalah “peringatan yang lebih kuat” untuk AS dan Korea Selatan.
Korea Utara mengatakan, “Dalam situasi genting di mana lingkungan keamanan yang paling tidak stabil diciptakan di semenanjung Korea karena latihan perang skala besar yang panik, provokatif dan agresif yang dilakukan oleh AS dan boneka pengkhianat Korea Selatan melawan DPRK, Komisi Militer Pusat Partai Buruh Korea (WPK) memastikan bahwa latihan peluncuran ICBM Hwasongpho-17 dilakukan pada 16 Maret.”
Latihan peluncuran senjata strategis berfungsi sebagai kesempatan untuk memberikan peringatan yang lebih kuat kepada musuh yang dengan sengaja meningkatkan ketegangan di semenanjung Korea sambil terus-menerus menggunakan ancaman militer yang tidak bertanggung jawab dan sembrono yang bertentangan dengan peringatan keras DPRK, dan memberikan pemahaman tentang kekhawatiran tentang konflik bersenjata yang telah menjadi kenyataan yang mengancam, dan untuk lebih jelas menunjukkan keinginan praktis Partai dan pemerintah DPRK untuk melakukan serangan balik dengan tindakan ofensif yang luar biasa kapan saja,” tambahnya.
Dari Berbagai Sumber