Kandungan Dietilen Glikol Dan Etilen Glikol Pada Obat Cair Di Duga Penyebab Gagal Ginjal Anak

Model struktur bahan kimia dietilen glikol atau yang dikenal sebagai DEG. Kode warna: Karbon, C: hitam Hidrogen, H: putih Oksigen, O: merah. – Wikipedia

:

Dialogis.id – Gangguan ginjal akut misterius pada anak kini menjadi perhatian. Hal tersebut kemudian membuat Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengambil langkah antisipatif dengan melarang penggunaan dua bahan berbahaya yang diduga kuat menjadi pemicu.

Keduanya adalah dietilen glikol dan etilen glikol. “Untuk memberikan perlindungan terhadap masyarakat, BPOM telah menetapkan persyaratan pada saat registrasi bahwa semua produk obat sirup untuk anak maupun dewasa tidak diperbolehkan menggunakan dietilen glikol dan etilen glikol,” ujar BPOM.

Lantas apa itu dietilen glikol DEG dan etilen glikol EG. Dietilen glikol biasa disebut DEG sedangkan etilen glikol disebut EG.

BPOM menjelaskan, DEG dan EG merupakan kandungan dalam obat sirup yang biasa dipakai di Gambia. Di industri farmasi, DEG dan EG biasa digunakan sebagai zat pelarut tambahan.

Perlu diketahui gagal ginjal akut pertama pada anak ditemukan di negara ini. Obat sirup yang diduga menjadi pemicu gagal ginjal akut itu diproduksi oleh Maiden Pharmaceutical India. Namun sejauh ini, empat obat batuk sirup dengan kandungan DEG dan EG yang beredar di Gambia itu, tak terdaftar di Indonesia.

“Hingga saat ini produk dari produsen Maiden Pharmaceutical India, tidak ada yang terdaftar di BPOM,” jelas BPOM.

Etilen glikol dan dietilon glikol sebenarnya memiliki banyak fungsi dan telah banyak dimanfaatkan oleh sejumlah industri.

Secara rinci, mengutip situs Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), etilen glikol sendiri adalah senyawa industri yang ditemukan di banyak produk konsumen. Terutama sebagai senyawa organik yang digunakan sebagai bahan mentah dalam pembuatan fiber poliester, indutri fabrik, serta polietilena tereftalat (PET) pada botol plastik.

Etilen glikol memiliki berbagai kegunaan dalam berbagai aplikasi industri lainnya, termasuk untuk pembuatan fiberglass yang digunakan untuk membuat produk seperti jet ski, bak mandi dan bola bowling serta tinta untuk pulpen dan tinta lainnya.

Zat ini juga digunakan sebagai cairan transfer panas seperti pendingin industri untuk kompresor gas, pemanas, ventilasi, dan sistem pendingin udara dan arena seluncur es. Sejak lama, etilen glikol juga dipakai untuk bahan campuran pendingin mesin, karena titik bekunya sangat rendah dan titik didihnya lebih tinggi daripada air.

Senyawa ini tak berwarna dan tak berbau. Namun, etilena glikol, cukup beracun untuk manusia.

Bahaya utama terletak pada rasa senyawa ini yang manis. Karena itu, anak-anak dan hewan sering tak sengaja mengonsumsinya melebihi dosis maksimal yang diperbolehkan.

Ketika terhirup, etilena glikol teroksidasi menjadi asam glikolat dan kemudian menjadi asam oksalat, yang bersifat racun. Etilena glikol dan produk sampingnya yang beracun akan menyerang sistem saraf pusat, jantung dan ginjal serta dapat bersifat fatal jika tidak segera ditangani. Menelan dalam dosis yang banyak dapat menyebabkan kematian.

Toksisitas etilen glikol sistemik dapat terjadi melalui konsumsi yang dapat menyebabkan penyakit serius. Gejala pertama menelan etilen glikol mirip dengan perasaan yang disebabkan oleh minum alkohol (etanol). Gejala lain mungkin termasuk mual, muntah, kejang, pingsan atau tidak sadarkan diri.

Menghirup uap etilen glikol dapat mengiritasi mata dan paru-paru tetapi tidak mungkin menyebabkan toksisitas sistemik. Etilen glikol tidak menyerap dengan baik melalui kulit sehingga toksisitas sistemik tidak mungkin terjadi.

Sumber : CNBC

banner 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *